Sejarah Lele


Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang lain; agak pipih, memanjang serta memiliki kumis yang panjang yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, namun habitat lele dapat kita jumpai pada sungai dengan air perlahan, rawa, telaga, dan lain-lain, bahkan lele dapat hidup pada air yang tercemar, misalnya air got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat noktural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Sering kali ikan lele ditaruh pada tempat-tempat yang tercemar karena bias menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh pada tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk di konsumsi. Diberok itu ialah dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. 
Ikan lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat popular. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun. Selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Ikan lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri dan murah, di sisi lain budidaya ikan lele relative tidak memerlukan banyak perawatan atau memiliki masa tunggu panen yang singkat.
Peluang budidaya lele masih terbuka lebar, budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tidak sebanding dengan hasil panen dan jirih payahnya. Akan tetapi bagi Peternak Ikan Lele Organik, mahalnya harga pakan tidak jadi masalah. Sebab mereka memang tidak menggunakan pakan yang mahal itu, tapi membuat pakan sendiri dari “ampas tahu”. Cara ini ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele dan rasanya pun lebih gurih daripada ikan lele yang diberi pakan sentrat seperti pellet dan atau pur.
Cara ini sangat popular, dengan memberi pakan ikan lele secara organik, maka seakan ikan lele hidup di alam bebas, dimana hidupnyadari makanan bahan-bahan organik. Tentu ini sangat baik jika dibarengi dengan produksi pabrik tahu. Sebab bias menggunakan ampasnya sebagai pakan ikan lele, namun jika tidak ada dapat mencari di sekitar lingkungan produksi pengolah tahu. 
Hasil panen dari budidaya ikan lele secara organik dengan lele nonorganik sangatlah berbeda. Ikan lele organik hasilnya bias lebih panjang 20-35 cm. warnanya juga berbeda, ikan lele organik biasanya warnanya agak kemerah-merahan terutama di bagian sirip insang ikan lele nonorganik warnanya agak kehitam-hitaman.

0 comments:

Post a Comment

 

Budidaya Lele Organik © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers | Creator by X-ten